Pages

Minggu, 27 April 2014

Kebudayaan Indonesia : Jawa


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagaimacam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesiamerupakan negara yang kaya akan budaya. Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kita pungkiri bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaannasional. Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber darikebudayaan daerah, akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah / kebudayaanlokal.
Kebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan cirikhas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah.Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga,memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan katalain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
Jawa adalah bagian dari kepulauan NKRI yang paling padat penduduknya. Pulau Jawa itu sendiri terbagi menjadi provinsi Banten, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selain padat penduduknya, Jawa juga kaya akan khasanah budaya, karena dari masing-masing provinsi tersebut memiliki budaya, tradisi, dan latar belakang yang berbeda-beda.
Budaya Jawa adalah budaya yang berasal dari Jawa dan dianut oleh masyarakat Jawa khususnya di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Budaya Jawa secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan, budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa Timur. Budaya Jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan sehari hari. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan

Asal Usul Budaya Jawa
“Dalam catatan Yunani, yang ditulis Claucius Ptolomeus (tahun 165 M) istilah labadiou (jawadwipa) digunakan untuk menyebut pulau Jawa, yang mana kurang lebih artinya adalah sebuah pulau yang jauh terletak di tenggara yang kaya akan beras .
Njowo digunakan sebagai sebuah ungkapan untuk mendefinisikan tingkah laku seseorang, atau dengan kata lain njowo itu adalah mengerti; paham; beretika sesuai dengan (budaya) Jawa .
Peradaban tertua di Indonesia yang tercatat dalam perjalan pelancong-pelancong (dari Cina maupun pedagang India ) masa lalu adalah Sakanagara (abad 1 M) sendiri terletak di pesisir barat Pulau Jawa, di sekitar daerah Pandeglang. Dari komunitas ini kemudian lahirlah Taramarajuk (abad 4 M). Sedangkan di bagian tengah Pulau Jawa, peradaban tertua di awali dengan kerajaan Kalingga (abad 6 M). Kemudian untuk Pulau Jawa bagian timur , peradaban pertama yang dicatat adalah kerajaan Kanjuruhan dengan ditemukannya prasasti Dinoyo (tahun 760) yang ditulis dengan huruf Jawa Kuno (Kawi). Kemudian dilanjutkan dengan kerajaan yang didirikan oleh Mpu Sendok, raja terakhir dari Wangsa Sanjaya yang berkuasa di Mataram pada abad 9 M, yang memindahkan ibukota kerajaan lebih ke timur di tepi Sungai Brantas. Diduga karena bencana alam meletusnya gunung Merapi.
Dari uraian di atas  dapat disimpulkan “peradaban tertua yang pernah tercatat di Pulau Jawa dimulai dari barat ke timur”. Juga terdapat bentuk sinkritisme yang paling pas dan harmonis antara ajaran teologi Islam-Hindu-Buddha-dan Jawa”.

BAHASA


Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.
Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.

KEPERCAYAAN

Masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Islam hingga sekarang belum bisa meninggalkan tradisi dan budaya Jawanya. Di antara tradisi dan budaya ini terkadang bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Tradisi dan budaya Jawa ini sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa, terutama yang abangan. Di antara tradisi dan budaya ini adalah keyakinan akan adanya roh-roh leluhur yang memiliki kekuatan ghaib, keyakinan adanya dewa dewi yang berkedudukan seperti tuhan, tradisi ziarah ke makam orang-orang tertentu, melakukan upacara-upacara ritual yang bertujuan untuk persembahan kepada tuhan atau meminta berkah serta terkabulnya permintaan tertentu. Setelah dikaji inti dari tradisi dan budaya tersebut, terutama dilihat dari tujuan dan tatacara melakukan ritus-nya, jelaslah bahwa semua itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tuhan yang mereka tuju dalam keyakinan mereka jelas bukan Allah, tetapi dalam bentuk dewa dewi seperti Dewi Sri, Ratu Pantai Selatan, roh-roh leluhur, atau yang lainnya. Begitu juga bentuk-bentuk ritual yang mereka lakukan jelas bertentangan dengan ajaran ibadah dalam Islam yang sudah ditetapkan dengan tegas dalam al-Quran dan hadis Nabi Saw. Karena itulah, tradisi dan budaya Jawa seperti itu sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran Islam dan perlu diluruskan atau sekalian ditinggalkan.
Selain itu, masyarkat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan – kegian besar, seperti:
  • Kematian ( Mendhak )
  • Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan )
  • Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur mereka yang telah meninggal dunia )
  • Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman, Upacara Ngerik, Upacara Midodareni, Upacara diluar kamar pelaminan, Srah-srahan atau Peningsetan, Nyantri, Upacara Panggih atau  Temu, Balangan suruh Penganten, dll )
  • Upacara untuk kelahiran bayi, seperti :


- Wahyu Tumurun
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu mendapat.
- Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu di cintai dan dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
- Sidomukti.
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa, yaitu berbahagia dan disegani karena kewibawaannya.
- Truntum.
Maknanya agar keluhuran budi orangtuanya menurun (tumaruntum) pada sang bayi.
- Sidoluhur.
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur.
- Parangkusumo.
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh.
- Semen romo.
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya.
- Udan riris.
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan, enak dipandang, dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya.
- Cakar ayam.
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya, sehingga kebutuhan hidupnya tercukupi, syukur bisa kaya dan berlebihan.
- Grompol.
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu, tidak bercerai-berai akibat ketidakharmonisan keuarga (nggrompol : berkumpul).
- Lasem.
Bermotif garis vertikal, bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada Tuhan YME.
- Dringin.
Bermotif garis horisontal, bermakna semoga anak dapat bergaul, bermasyarakat, dan berguna antar sesama.

Diantara sekian banyak kebudayaan daerah yang dimiliki oleh suku Jawa adalah sebagai berikut :
1. Pakaian Adat/Khas Jawa Tengah
 Suku Jawa mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya. Kebayamerupakan pakaian khas Jawa Tengah yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya bukanhanya menjadi pakaian khas Jawa saja tetapi sudah menjadi pakaian adat nasinal. Itumerupakan suatu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian dari kebudayaannasional.

2. Kesenian Khas Jawa Tengah

a. Wayang Golek 

Wayang Golek merupakan kesenian tradisional dari Jawa Tengah yaitu kesenian yangmenapilkan dan membawakan alur sebuah cerita yang bersejarah. Wayang Golek inimenampilkan golek yaitu semacam boneka yang terbuat dari kayu yang memerankan tokohtertentu dalam cerita pawayangan serta dimainkan oleh seorang Dalang dan diiringi oleh nyanyian serta iringan musik tradisional Jawa Tengah yang disebut dengan degung.

b. Jaipong

Jaipong merupakan tarian tradisional dari Jawa Tengah, yang biasanya menampilkan penaridengan menggunakan pakaian khas Jawa Tengah yang disebut kebaya, serta diiringi musik tradisional Jawa Bart yang disebut Musik Jaipong.Jaipong ini biasanya dimainkan oleh satu orang atau sekelompok penari yang menarikan berakan ± gerakan khas tari jaipong.

c. Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatan. Kesenian degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar. Degung ini merupakan gabungan dari peralatan musik khas Jawa Tengah yaitu, gendang,goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab, dan sebagainya.Degung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah, karena iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional, selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni tradisional Jawa Tengah lainnya.

d. Rampak Gendang

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah. Rampak Gendang iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan irama tertentu serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya, pada umumnyadimainkan oleh lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalam menabuh gendang. Biasanya rampak gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual.

e. Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung, calung ini adalah kesenian yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhas.Biasanya calung ini ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih. Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan.

f. Pencak Silat

Pencak silat merupakan kesenian yang berasal dari daerah Jawa Tengah, yang kini sudah menjadi kesenian Nasional.Pada awalnya pencak Silat ini merupakan tarian yang menggunakan gerakan tertentu yanggerakannya itu mirip dengan gerakan bela diri. Pada umumnya pencak silat ini dibawakan oleh dua orang atau lebih, dengan memakai pakaian yang serba hitam, menggunakan ikat pinggang dari bahan kain yang diikatkan dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bahankain yang orang Jawa menyebutnya Iket.Pada umumnya kesenian pencaksilat ini ditampilkan dengan diiringi oleh musik yang disebut gendang penca, yaitu musik pengiring yang alat musiknya menggunakan gendang danterompet.

g. Sisingaan

Sisingaan merupakan kesenian yang berasal dari daerah Subang Jawa Tengah. Kesenian iniditampilkan dengan cara menggotong patung yang berbentuk seperti singa yang ditunggangioleh anak kecil dan digotong oleh empat orang serta diiringi oleh tabuhan gendang dan terompet. Kesenian ini biasanya ditampilkan pada acara peringatan hari-hari bersejarah.

h. Kuda Lumping

Kuda Lumping merupakan kesenian yang beda dari yang lain, karena dimainkan dengan caramengundang roh halus sehingga orang yang akan memainkannya seperti kesurupan. Kesenian ini dimainkan dengan cara orang yang sudah kesurupan itu menunggangi kayu yangdibentuk seperti kuda serta diringi dengan tabuhan gendang dan terompet. Keanehan kesenianini adalah orang yang memerankannya akan mampu memakan kaca serta rumput. Selain itu orang yang memerankannya akan dicambuk seperti halnya menyambuk kuda. Biasanyakesenian ini dipimpin oleh seorang pawang.Kesenian ini merupakan kesenian yang dalam memainkannya membutuhkan keahlian yang sangat husus, karena merupakan kesenian yang cukup berbahaya.

i. Bajidoran

Bajidoran merupakan sebuah kesenian yang dalam memainkannya hampir sama dengan permainan musik modern, cuma lagu yang dialunkan merupakan lagu tradisional atau lagudaerah Jawa Tengah serta alat-alat musik yang digunakannya adalah alat-alat musik tradisional Jawa Tengah seperti Gendang, Goong, Saron, Bonang, Kacapi, Rebab, Jenglongserta Terompet. Bajidoran ini biasanya ditampilkan dalam sebuah panggung dalam acara pementasan atauacara pesta.

 j. Cianjuran

Cianjuran merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Kesenian ini menampilkan nyanyian yangdibawakan oleh seorang penyanyi, lagu yang dibawakannya pun merupakan lagu khas JawaTengah. Masyarakat Jawa Tengah memberikan nama lain untuk nyanyian Cianjuran ini yaitu Mamaos yang artinya bernyanyi.

k. Kacapi Suling

Kacapi suling adalah kesenian yang berasal dari daerah Jawa Tengah, yaitu permainan alatmusik tradisional yang hanya menggunakan Kacapi dan Suling. Kacapi suling ini biasanyadigunakan untuk mengiringi nyanyian Jawa yang pada umumnya nyanyian atau lagunyadibawakan oleh seorang penyanyi perempuan, yang dalam bahasa Jawa disebut Sinden.

l. Reog

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Reog, kesenian ini pada umumnyaditampilkan dengan bodoran, serta diiringi dengan musik tradisional yang disebut Calung. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian ini ditampilkan dengan membawakan sebuah alur cerita yangkebanyakan cerita yang dibawakan adalah cerita lucu atau lelucon..


Budaya daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional, maka segala sesuatuyang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya nasional. Atas dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara dan melestarikan budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional, karena budayamerupakan bagian dari kepribadian bangsa.
Dengan mengetahui dan memahami budayanya, maka masyarakat akan tergerak hatinya untuk mencintai dan menjaga budaya mereka. Jika rasa memiliki telah tumbuh, maka mereka tidak akan pernah mau kehilangan budayanya. Sehingga mereka akan berusaha dengan keras untuk menjaga budayanya tersebut dari segala hal yang mengancam keberadaan budaya tersebut dan mereka akan selalu berusaha untuk melestarikannya.
Kita harus berupaya keras untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini, sehingga kita semua dapat terus menjaga kelestariannya. Dengan demikian generasi penerus kita masih dapat menikmati budaya yang elok ini.
Sehingga kekhasanahan budaya bangsa ini juga akan tetap terjaga hingga akhir nanti. Karena menjaga budaya daerah sama halnya dengan nenjaga budaya negeri ini. Dan hal ini adalah salah satu perwujudan kecintaan kita kepada tanah air.

Referensi :




0 komentar:

Posting Komentar